Jumat, 22 Juni 2012

PERANAN KELUARGA DAN MASYARAKAT

ILMU PENDIDIKAN
Peranan Keluarga dan Masyarakat dalam Pendidikan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra. Mukhlisoh, M.MP
Asisten Dosen : Basiran, S. Ag,MA.





Di susun oleh : Kelompok 9
Darwin Tanjung
Siti Nurhasanah
Ulin Na’mah


TARBIYAH/MATEMATIKA-C / II
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN AJARAN 2011


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Meskipun barangkali sebagian diantara kita mengetahui tentang apa itu pendidikan, tetapi ketika pendidikan tersebut diartikan dalam suatu batasan tertentu maka terdapatlah bermacam-macam pengertian yang diberikan.
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk  membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Pendidikan tidak akan berjalan dan berlangsung apabila tidak ada peran keluarga dan masyarakat didalamnya sehingga disini kami akan sedikit menjelaskan tentang peranan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan.


Rumusan Masalah
  1. Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan?
  2. Bagaimana peranan masyarakat dalam pendidikan?
  3. Bagaimana hubungan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan?

Tujuan Penulisan
  1. Untuk  mengetahui peranan keluarga dalam pendidikan
  2. Untuk  mengetahui peranan masyarakat dalam pendidikan
  3. Untuk  mengetahui hubungan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

Peranan Keluarga dan Masyarakat dalam Pendididakan

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarkat dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga.
Dalam UU nomor 2 tahun 1989 tentang pendidikan Nasional pasal 10 ayat 4 dinyatakan bahwa: “Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”. Sementara itu, dalam GBHN 1993 dinyatakan:
“Pendidikan Nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antar berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaran pendidikan nasional”.
Peralihan bentuk kependidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan “kerja sama” antara orang tua dan sekolah (pendidik).
Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan keprcayaaan orang tua terhadap sekolahnya (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan mengingat akhir-akhir ini sering terjadi tindakan-tindakan yang kurang terpuji dilakukan oleh anak didik, sementara orang tua seolah-olah tidak mau tahu, bahkan cenderung menimpahkan kesalahan kepada sekolah.
Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukan kerja samanya dalam mengarahkan cara anak belajar dirumah, membuat pekerjaan rumahnya, waktu anak tidak disita dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus memotivasi dan membimbing anak dalam belajar.
Berdasarkan hasil riset bahwa pekerjaan guru di sekolah akan efektif apabila dia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di rumah tangganya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran, berkat kerjasama orang tua anak didik dan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat diatasi, lambat laun orang tua juga menyadari bahwa pendidikan atau keadaan lingkungan rumah tangga dapat membantu kesukaran anak di sekolah. Pada dasarnya cukup banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjalin kerja sama antara keluarga dengan sekolah contohnya:

  1. Adanya kunjungan kerumah anak didik.
Pelaksanaan kunjungan kerumah anak didik ini berdampak sangat positif, Diantaranya:
  1. Kunjungan melahirhkan perasaan pad anak didik bahwa sekolahnya selalu     memperhatikan dan mengawasinya.
  2. Kunjungan tersebut memberi kesempatan kepada si pendidik melihat sendiri dan mengobsevasi lanngsung cara anak didik belajar, latar belakang hidupnya,dan tentang masalah yang dihadapinya dalam keluarga.
  3. Pendidik berkesempatan untuk memberikan kepada orang tua anak didik tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah-masalah yang sedang di alami anaknya (kalau anaknya bermasalah).
  4. Hubungan antara orang tua dengan sekolah akan bertambah erat.
  5. Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebih terbuka dan dapat bekerja sama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya.
  6. Pendidik mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan atau kejadian tentang sesuatu yang ingin ia ketahui .
  7. Terjadinya komuikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak serta saling memberi petunjuk antara guru dengan orang tua.

  1. Diundangnya orang tua ke sekolah.
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memugkinkan untuk dihadiri oleh orang tua, maka akan poitif sekali artinya bila orang tua diundang untuk datang perlombaan-perlombaan yang mendemonstrasikan kebolehan anak dalam berbagai bidang, pameran hasil kerajinan tangan anak, pemutaran film pendidikan dan sebagainya.
Seharusnya undangan terhadap orang tua kesekolah ini minimal dilaksanakan satu kali dalam setahun.

  1. Case Conference
Case Conference merupakan rapat konferensi tentang kasus. Biasanya digunakan dalam bimbingan konseling. Peserta konferensi ialah orang yang betul-betul ikut membicarakan masalah anak didik secara terbuka, seperti orang tua anak didik, guru-guru, petugas bimbingan yang lain, dan para ahli yang ada sangkut pautnya dengan bimbingan seperti Social Worter dan sebagainya. Konferensi biasanya dipimpin oleh seorang yang paling mengetahui bimbingan konseling, khususnya tentang kasus yang dimaksud.
Konferensi tersebut bertujuan mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat diatasi dengan baik. Biasanya hasil konferensi akan lebih baik karena data dikumpulkan oleh beberapa orang, serta interprestasi, analisis dan penentuan diagnosa suatu masalah dilakukan dengan system musyawarah mufakat.

  1. Badan Pembantu Sekolah
Badan Pembantu Sekolah adalah organisasi orang tua murid dan guru. Organisasi dimaksud merupakan kerjasama yang paling terorganisasi antara sekolah atau guru dengan orang tua guru.
Sampai sekarang, organisasi ini telah beberapa kali mengalami perubahan nama karena disesuaikan dengan perkembangan situasi pendidikan dan masyarakat pada mulanya organisasi ini diberi nama perkembangan orang tua murid atau guru(POMG), kemudian berubah menjadi persatuan orang tua murid (POM), badan pembantu penyelenggara pendidika n (BP3), dan sekarang dikenal dengan istilah komite sekolah.

  1. Mengadakan Surat Menyurat antara keluarga dan Sekolah.
Surat menyur at ini diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi perbaikan anak didik seperti surat peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat, sering bolos, sering berbuat keributan dan sebagainya. Surat menyurat ini juga sebenarnya sangat baik dilakukan oleh orang tua kepada guru atau langsung ke kepala sekolah madrasah unt uk memantu anaknya disekolah.

  1. Adanya Daftar Nilai atau Raport
Raport biasa diberikan tiap catur wulan kepada murid dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan orang tua. Sekolah dapat memberikan surat peringatan atau meminta bantuan orang tua bila hasil raport anaknya kurang baik atau sebaliknya.
Inilah beberapa contoh yang bisa dilakukan untuk menjalin kerjasama antara sekolah dengan kaluarga. Semua bentuk kerjasama ini sangat bermanfaat dalam memajukan pendidikan sekolah pada umumnya dan anak didik pada khususnya.

Menurut Marzuki pada dasarnya ada 3 elemen yang bertanggung jawab terhadap pendidikan, yaitu keluarga, masyarakat dan pemerintah[1], perannannya antara lain:

  1. Keluarga adalah salah satu elemen yang sangat signifikan dalam menunjang proses pendidikan bagi anak, sebab proses pendidikan yang pertama kali diterima oleh anak adalah dari keluarga.
hal ini sering diabaikan oleh orang tua yang terlalu menyerahkan pendidikan anak mereka kepada pihak sekolah dan tempat pendidikan lainnya seperti pesantren. Dimana orang tua tidak mau ikut andil untuk ambil bagian dalam mengarahkan anak-anak mereka, karena orang tua sering kalah dengan rasa kasih sayang terhadap anak tanpa memaksa anaknya untuk mengikuti proses pendidikan dengan tekun. Rasa kasih sayang tersebut dapat mengganggu proses pendidikan bagi anak karena banyak orang tua yang terlalu memanjakan anak mereka. Hal ini dapat terlihat pada sekolah dimana anak sering sekali malas tanpa ada proses memaksa anak mereka pergi ke sekolah.

  1. Masyarakat memegang peranan penting dalam proses pendidikan.
Masyarakat dalam hal ini sebagai monitoring proses pendidikan yang berlangsung dilingkungan komunitasnya tersebut. Biasanya elemen ini menunjukan rasa acuh atau cuek dalam banyak hal dalam proses pendidikan mulai proses tempat pembangunan, sampai proses pendidikan itu berlangsung.
Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang kritis dan biasanya mereka menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak mereka, hal ini dapat terlihat dari keaktifan mereka dalam membangun dan pemberian suport tehadap fasilitator pendidikan. Namun disayangkan kebanyakan masyarakat selalu menyerahkan urusan tersebut terhadap pemerintah sebab mereka hanya berpendapat bahwa pembangunan sarana pendidikan hanyalah tanggung jawab pemerintah.

  1. Pemerintah sebagai penyandang dana terbesar dalam hal ini sebagai fasilitator dan penanggung jawab dalan dunia pendidikan. Pemerintah kaitannya dalam memfasislitasi kegiatan pendidikan dari segi tempat maupun fasilitas pendukung lainnya. Tetapi pemerintah juga kurang kontrol terhadap pendidikan terutama pendidikan yang diadakan oleh pihak swasta.
Melihat ketiga hal tersebut, sebenarnya tingkat keberhasilan sebuah lembaga pendidikan terletak pada karakteristik masyarakat yang berada pada komunitas tersebut. Ketika tempat pendidikan tersebut berada dilingkungan masyarakat yang awam terhadap pendidikan maka banyak kendala yang akan timbul diantaranya:
  1. Lambatnya proses pembangunan tempat belajar (gedung sekolah)
  2. Lemahnya tingkat keaktifan sisiwa (peserta didik) yang berakibat pada prestasi peserta didik.
  3. Timbul berbagai kritikan yang sifatnya melemahkan yang kemudian berdampak pada tingkat input peserta didik.
Beberapa dampak tersebut sebagian besar tertuju pada sekolah-sekolah swasta yang baru berdiri maupun yang sudah lama berdiri. Hal ini dikarenakan pandangan masyarakat awam yang menganggap sekolah swasta (madrasah) tidak memiliki mutu bila dibandingkan dengan sekolah negeri yang semua fasilitasnya dibantu pemerintah. Padahal jauh sebelum merdeka sekolah swasta atau pondok pesantren telah ikut andil berjuang mengusir kaum penjajah.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda