FILSAFAT PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah :Filsafat Pendidikan
Dosen : Drs. NasihudinPono, M.Pd.
Disusun Oleh :
NurAliminSajadi (1410150107)
UlinNa’mah (1410150118)
YuthiYattaqi (1410150124)
Fakultas/ Jurusan/ Semester :Tarbiyah /
Matematika C / IV
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEIKH NURJATI CIREBON
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Filsafat merupakan salah satu disiplin
ilmu yang menjadi sumber utama dari berbagai ilmu di dunia pendidikan.Seperti
yang telah kita ketahui, bahwa manusia adalahmakhluk yang
yangberpengetahuan.Pengetahuan manusia ialah semua yang diketahui oleh
manusia.Adapunpembagiaandarijenispengetahuan manusia adalah sains,
filsafatdanmistik.Karenafisafatmerupakansalahsatu jenis pengetahuan yang
dimiliki oleh manusia, maka dapat dikatakan bahwa filsafat adalah sejenis
pengetahuan manusia yang logis saja, tentang objek-objek yang abstrak.[1]
Walaupunobjekkajiannyaadalahsuatuhal
yang abstrak, namun dapat pula objekfilsasatberupahal yang kongkret, tapi hal
yang ingin diketahuinya adalahbagian yang abstraknya. Suatu teori filsafat
dikatakan benar jika dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak akan
pernah dibuktikan secara empiris selama-lamanya. Jika objek tersebut suatu
waktu dapat dibuktikan secara empiris, maka ia akan berubah menjadi ilmu.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan
adalah kumpulan teori pendidikan yang hanya dapat dipertanggungjawabkan secara
logis dan tidak akan dapat dibuktikan secara empiris.[2]
Adapun diantara salah satu ciri manusia
adalah berkebudayaan.Oleh karenanya kebudayaan merupakan salah satu unsur
penting yang harus diangkat menjadi salah satu topik dalam
pendidikan.Kebudayaan adalah suatu hal yang terus berlangsung dan belum
berhenti pada titik tertentu.Ketika suatu kebudayaan dalam kehidupan manusia
telah berhenti di satu titik dan tidak berkembang lagi,
makahalttersebutdisebutperadaban.
Dari beberapa uraian di atas, maka ada
hubungan yang erat antara dunia ilmu pendidikan, pendidikan filsafat dan
kebudayaan yang dapat dijadikan suatu bahan
diskusiuntukmemperluaskhazanahkeilmuan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud
dengan filsafat dan filsafat pendidikan?
2.
Apa yang dimaksud
dengan kebudayaan?
3.
Apa hubungan antara
pendidikan filsafat dan kebudayaan?
C.
TUJUAN MASALAH
1.
Untuk mengetahui
pengertian filsafat dan filsafat pendidikan.
2.
Untuk mengetahui
pengertian kebudayaan.
3.
Untuk mengetahui
hubungan antara pendidikan filsafat dan kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN FILSAFAT,
PENDIDIKAN, FILSAFAT PENDIDIKAN
Secaraharfiah, kata filsafatberasal
dari kata Philo yang berarti cinta,
dan kata Sophos yang berartiilmu atau
hikmah.Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah.
Selain itu, terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal
dari kata bahasa Arab falsafah yang
berasal daribahasaYunani, phylosophia:
philosberarticintakepaadakebijaksanaanataucinta kepada kebenaran.[3]
Dari berbagai pengertian tersebut
maka pengertian filsafat secara semantik adalah cinta terhadap pengetahuan dan
kebijaksanaan.Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas
yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya.Dari
segiistilah, Perwantaramengemukakanfilsafatberarti alam pikiran atau alam
berpikir.Namun, tak
semuaberpikirberartiberfilsafat.Karenaberfilsafatadalahberfikirsecara mendalam
dan sungguh-sungguh.Dan Herbert mendefinisikan filsafat sebagai suatu pekerjaan
yang timbul dari pemikiran.SedangkanmenurutSidiGazalba, filsafatadalah berfikir
secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari
kebenaran, inti atau hakikat mengenai sesuatu yang ada.[4]
Dalam bahasa Indonesia, kata pendidikan
terdiri dari kata didik yang mendapat awalan pen- dan akhiran –an. Dan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal, cara, dan
sebagainya) mendidik. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan
atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.Menurut Ki
HajarDewantarapendidikan adalah usaha yang dilakukandenganpenuhkeinsyafan yang
ditunjukkanuntuk keselamatan dan kebahagiaan manusia.[5]
Dari penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah suatupemikiran yang
medalamuntukmedapatkansuatucara, konsep, sistem dan berbagai hal yang
menyangkut dalam proses pendidikan.
B. PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Dalam oxford
advacedearners’sdoctonary of current english, diuraikanbahwa kata
kebudayaansemaknadenganculturyang memiliki pengertian beragam, sebagai berikut;[6]
a)
Advenced development of the humas powers;
development of body; mind and spirit by tarning and experiens
b)
Evidence of ivelntellektual development(of
arts, sciense, etc) in human society;
c)
State of intelektual development among a
people;
d)
All the arts, belifes, social intutions , etc
characteristic of a community, race
e)
Cultivating; the rearing of bess, silkworms.
f)
(biol) growt of bacteria (for medical or
scientific) studypatdipaham
Pengertian
Culture Diatas Dapat Dipahami Bahwa
Kebudayaan Adalah Pembangunan Yang Didasarkan Pada kekuatan manusia,
baik pembangunan jiwa, pikirandansemangatmmbelaluilatihandanpengalaman;
buktinyatapengembanganintelektual , seperti seni dan pengetahuan; atau
pengembangan intelektual di antara kebudayaan adalah semuaseni,
kepercayaanintuisisoisial, sepertikaraktristik masyarakat, suku dan sebagainya.
Dalam pembicaraan sehari-hari
amatlah mudah kitamengucapkan kata “kebudayaan”dalampidatotulisan orang royal
sekali dengan kata ini, tetapi bila di tunjukan tanya kepada kita, “
apakahkebudayanitu”??, burulahkitamenyadarimenyusunpengertiansangatlahsusuah di
banding kan dengan memakainya. Bukan orang awam saja yang tidak bisa
menjawabnya, tetapi juga orang yang ahli
dalambudayadanbudayawanbrtikaidalammenjawabnya,merekabanyakmengungkapkanbanyakdefinisisehinggamembawa
kita kebidangsimpangsiurpengertian. Kepada kata yang stuini di
berikanberbagaimacamdefinisidiisikanberbagaipengertiandidalamnya.Menghadapibanyaknyadefinisakebudayaan,
penertiannyatidak menambah terang malahan sebaliknya.
Kebudayaan ialah sesuatu yang
seringdilalukanolehmasyarakanterus menerus yang didasar kan pada kekuatan
kebersamaan, baik
dalammembangunkepribadianotaupunpengembanganjiwauntukemnjadimanusia yang
sempurnadanbemanfaatuntuksesama, dan kebudayaan secara sederhana, sebagai mana dipahami
secaraumumkebudayaanialah”semuahasilkarya,rasa, dan cipta masyarakat”
dandapatdlitambahidenaganpengertiansendiri apa yang dimaksud dengan budaya itu.
Manusia yang mempunyai jiwa,
mempunyai pula kebudayaan hewan yang tak mempunyai jiwa, tidakmempunyai pula
kebudayaan.kesimpulan yang langsungditarikdarisini, bahwajiwalah yang
sesungguhnyamenyebabkan adanya kebudayaan.Yang membedakan
manusiadenganhewansecraabstraknyaadalahjiwa,
dansecrakonkritnyaadlahkebudayaanjadijiwalah yang bersumberdariciptaankebudayaanperistiwakebudayaanadalahsoalkejiwaan.
Kata budaya berasaldari kata
sansekerta,budhayah, ialahbentukjama’ daribudhi yang berartibudiatauberakal.
demikianlahbudayadapatdiartikan”hal-hal yang bersangkutandengan akal”.
adapunkultur (bahainggris) yang artinya sama dengan kebudayaan yang berasal dari kata latincolere
yang berartimengolah , mengerjakanterutamamengelolatanah , atau bertani dari
artiiniberkembangculturesebagaisegaladayadanaktifitasmanusiauntukmengeloladanmenubah
alam[7].
Adapun ahli antropologi yang
memberikandefinisitentnagkebudayaanantaralain;
a.
E.B Tylor(Inggris)
Dalam buku yang berjudul primitif
culture, mendefinisikan bahwa : kebudayaan adalah keseluruhan kompleks, yang
didalamnyaterkandungilmupengtehuan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan
kemampuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota
masyarakat.
b.
Dr, Linton
Dalam bukunya : the cultural backround
of personality: bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku manusia
yang dilakukan, yang unsur-unsurpembentukanaydidukungoleholeh masyarakat
tertentu
c.
S.T. Alisahbana
Kebudayaanadalahmanisfentasidarisebuahbangsa.
d.
D.R. M Hatta
Kebudayaan adalah cipta hidup dari
sebuah bangsa.
e.
Prof. M.M Djojodigoeno
Dalam bukunya : asas-asas sosiologi
(1985) menyatakan bahwa kebudayaanataubudayaadalahdayadaribudi, yang berupa
cipta, karsa, dan rasa.
Cipta : kerinduan manusia untuk
mengetahui rahasia segala hal, yang ada pada pengalamannya, yang meliputi
pengalamanlahirdanbaatin. Hasilcipttaberupailmupengetahuan.
Karsa :kerinduanmanusiauntukmenginsafitentanghalsangkanparan.
Dari mana manusiasebelumlahir(sangkan)
dankemanamanusiasesudahmati(paran)hasilnyaberupanorma-normakeagamaan,
kepercayan, timbulnyabermacam-macam agama, karnakesimpulanmanusiaberbeda-beda
pula.
Rasa : kerinduan manusia akan keindahan,
sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahannya.
Manusiamerindukankeindahandanmennolak keburukan/ kejahatan.Buah perkembangan
rasa inimenjelmamenjadinormayangkemudian menghasilkan bermacam-macam kesenian.[8]
Wujud Kebudayaan Dan Unsur-Unsurnya
a)
Wujud Kebudayaan
Menurutprof.dr.koentjaraningrat,
wujudkebudayaanitu ada tiga macam:
i.
wujud kebudayaan
sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturandansebagainya
ii.
wujudkebudayaansebagiakompleksaktifitasserta
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
iii.
wujud kebudayaan
sebagai wujud hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah ideal
kebudayaan sifat abstrak, tak dapat diraba dan di foto,
layaknyadalampikiranmanusia.sekarangkebudayaan ideal inibanyaktersimpan di
arsip-arsipkartukomputer, pita komputer dan sebagainya.
Wujud ke dua adalah yang
disebutsistemsoaialatau social sistem, yaitu mengenai tindakan berpola manusia
itu sendiri.yang berintegrasi satu sama lainyadariwaktukewaktu yang
selalumenurut pola tertentu.
Wujud ketiga adalah yang disebut
kebudayaan fisik adalah seluruh fisik hasil karya manusia
dalammasyarakatsifatnyasngatnkonkritberupabenda-benda yang bisadiraba, difoto,
dandilihat.dan tiga wujud tersebut tidaksalinglepassatusamalainnyadalammasyarakat.
b)
Unsur-Unsur Kebudayaan
I.
Bahasa (
tulisanmaupunlisan)
II.
Sistem teknologi
(peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
III.
Sistem mata pencarian (
matapencarianhiudpdanekonomi)
IV.
Organisasi
sosial(organisasi kemasyarakatan)
V.
Sistem pengetahuan
VI.
Kesenian(seni rupa,
seni sastra, seni tari dan sebagainya)
VII.
Religi.
C. Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
Menurut DR. SahiqSama'andalam
al-Syaibany (1979) pendidikan adalah pendidikan yakni kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik-pendidik dan filosofis untukmenerangkan, menyelaraskan,
mengecamdanmerubah proses pendidikan dengan persoalan-persoalan kebudayaan dan
unsur-unsur yang bertentangan didalamnya.
Dilihat dari
sudutpandang individu, pendidikanmerupakanusahauntukmenimbang dan
menghubungkanpotensi individu. Adapun dari sudutpandangkemasyarakatan,
pendidikanmerupakanusahapewarisannilai-nilaibudaya dari generasi tua
kepadagenerasimuda, agar nilai-nilaibudayatersebuttetapterpelihara, tulis Hasan
Langgulung.
Makasudahjelasbahwapendidikan
dan kebudayaansangat erat sekalihuibugankarenakeduanyaberkesinambungan,
keduanyasalingmendukungsatusamalainnya.
Dalamkonteksinidapatdilihathubunganantarapendidikandengantradisibudayasertakepribadiansuatumasyarakatbetapapunsederhananyamasyarakattersebut.
Hal inidapatdilihatbahwatradisisebagaimuatanbudayasenantiasaterlestarikandalamsetiapmasyarakat,
dari generasikegenerasi. Hubunganinitentunyahanya akan mungkinterjadi bila para
pendukungnilaitersebutdapatmenuliskannyakepadagenerasimudanyasebagaigenerasipenerus.
Transfer
nilai-nilaibudayadimilikipalingefektifadalahmelalui proses pendidikan. Dalam masyarakat modern proses
pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal.Oleh
sebabitudalampenyelenggarannyadibentukkelembagaanpendidikan formal.
SepertidikemukakanHasanLanggulungbahwapendidikan
mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu dan
pewarisan nilai-nilai budaya. Maka sudah jelas sekali bahwa kedua hal tersebut
pendidikan dan kebudayaan berkaitan erat dengan pandangan hidup suatu
masyarakat atau bangsa itu masing-masing, kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan karena saling membutuhkan antara satu sama lainnya.
DikatakandenganpendapatHasanLanggulungbahwapendidikan
dalam hubungan dengan individu dan masyarakat, akan tetapi dapat dilihat
bagaimana garis hubung antara pendidikan dan sumber daya manusia. Dari sudut
pandangan individu pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi
individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan pendidikan adalah
sebagai pewarisan nilai-nilai budaya.
Dalampandanganini,
pendidikanmengembanduatugasutama, yaitupeningkatanpotensi individu dan
pelestariannilai-nilaibudaya. Manusiasebagaimahlukberbudaya,
padahakikatnyaadalahpenciptabudayaitusendiri.
Budayaitukemudianmeningkatkansejalandenganpeningkatanpotensimanusiapenciptabudayaitu.[9]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkanpenjelasan
di atasdapatdisimpulkanbahwakebudayaandenganpendidikansangat erat
sekalikeduanyasalingberkesinambungan dan tidakdapatdipisahkankarenasaling dan
membutuhkanantarasatusamalainnya.
Dalam konteks, dapat dilihat
hubungan antara pendidikan dan
kebudayaan.Kebudayaanakanterlestarikandalamsetiapini tentunya hanya akan
mungkin terjadi bilaparagenerasimudanyasebagaigenerasipenerus.
Transfer nilai-nilai budaya atau
cara yang paling efektifdalammentrasnfernilai-nilaibudayaadalah dengan cara
proses pendidikan, karena keduanya sangat erat hubungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad, 2000. Ilmu
Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: RemajaRosdakarya.
Nata, Abuddin, 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta:
LOGOS WACANA ILMU.
Notowidogda, Rohman,
1996, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an dan Hadits, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Supriyadi, Dedi, 2008, Sejarah Peradaban Islam, Bandung:
Pustaka Setia.
Gazalba, Sidi, 1994, MesjidPusatIbadatdanKebudayaan Islam,
Jakarta: Pustaka Al-Husna.
http//hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html
[1] Dr. Ahmad Tafsir, 2000. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.
Bandung: RemajaRosdakarya. Hal.15
[2] Ibid., hal.15
[3] Drs. H. AbuddinNata, MA. 1997. Filsafat
Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Hal.1
[4] Ibid., hal.2 – 3
[5]Ibid., hal. 9
[7]RohmanNotowidogda, IlmuBudaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an danHadits,
1996, hlm 22
[8] ibid hlm 24
[9]http//hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html
Label: Filsafat
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda