Eksistensi, Misi, Fungsi dan Peranan Organisasi Asosiasi Keprofesian
A. Eksistensi
Suatu
organisasi asosiasi keprofesian akan terlahir seiring dengan perkembangan jenis
bidang pekerjaan yang bersangkutan, dan organisasi pada dasarnya terbentuk atas
prakarsa dari para pengemban bidang-bidang pekerjaan tersebut. Karena setiap
manusia pasti mempunyai tujuan dalam hidupnya. Organisasi sebagai alat yang
memungkinkan seseorang mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu
secara perseorangan. Mereka membentuk organisasi dengan motif yang bervariasi,
ada yang bersifat sosial, politik, ekonomi, kultural dan pandangan atau falsafah
tentang sistem nilai. Namun pada umumnya dilatar belakangi oleh dua motif
yaitu:
a) Motif
intrinsik
Motif intrinsik
adalah pekerjaan yang bersangkutan atas dasar dorongan dari dalam diri mereka
sendiri. Yaitu solidaritas diantara pengemban bidang pekerjaan yang
bersangkutan serta yang bertalian erat dengan permasalahan nasib, dalam arti
kesadaran atas kebutuhan untuk berkehidupan secara layak sesuai dengan bidang
pekerjaan yang diembannya, baik secara sosial-psikologis maupun secara
ekonomis-kultural.
b) Motif
ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah
pekerjaan yang bersangkuatn berdasarkan tuntutan dari lingkungannya, yaitu
dorongan terdorong oleh masyarakat pengguna jasanya adanya persaingan,
perkembngan atau perubahan dalam dunia kerjanya.
Oleh
karena itu, mereka membutuhkan suatu wadah organisasi yang secara teoritis
memiliki wibawa (authority) dan
kekuatan (power) untuk menentukan
arah dan kebijakan dalam melakukan tindakan bersama guna melindungi dan
memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi dan kepentingan para pengguna
jasanya serta masyarakat pada umumnya.
B.
Misi
Menurut Udin Syaefudin Sa’ud
(2009:884-85), tidaklah mengherankan, jika dalam misi organisasi asosiasi
keprofesian itu juga mempunyai persamaan dalam hal tertentu dengan organisasi
kekaryaan (labour force organization) pada umumnya. Karenanya, dapat difahami
organisasi federasi Guru Internasional juga menjadi anggota dari ILO
(Internasional Labour Organization).
Akan tetapi, dalam hal tertentu
organisasi asosiasi profesi kependidikan memiliki misinya yang khas tersendiri.
ILO cenderung sering menggunakan pendekatan yang bersifat politis dalam
memperjuangkan kepentingannya. Sedangkan organisasi asosiasi kepropesian
cenderung menggunakan pendekatan persaingan yang berlandaskan keunggulan
komperatif kemampuan dan kualitas profesionalnya. Dalam prakteknya, kedua
pendekatan tersebut memang sering digunakan secara elektrik, sesuai dengan
keperluannya.
C.
Fungsi
Organisasi
aosiasi keprofesian memiliki fungsi dan peranan untuk melindungi kepentingan
para anggotanya, kemandirian dan kewibawaan. Kelembagaannya secara keseluruhan
(dengan membina dan meningkatkan kode etik) juga berupaya meningkatkan dan
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan
kesejahteraan para anggotanya.
Untuk berkembangnya fungsi dan
peran suatu profesi guru membutuhkan pengakuan dari bidang-bidang profesi lain
yang berada di masyarakat, terutama yang wilayah bidang garapan pelayanannya
sangat mirip dan bertautan. Karena para pengemban suatu profesi sebagiannya
sangat memahami dan menyadari batas dan keunikan bidang profesinya serta
menghindari sikap arogansi (an antidote
for arrogance).
Pengakuan
dan penghormatan antar bidang profesi akan tercipta dan terjamin, jika
masing-masing pengemban berbagai bidang profesi mematuhi kode etiknya. Dalam
banyak hal, prinsip dasar saling menghormati antar bidang profesi itu justru
akan merupakan landasan bagi terwujudnya kerjasama secara kesejawatan dalam
menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat yang membutuhkan
pendekatan secara interdisipliner yang inklussif interprofesi, sebagaimana
halnya dijumpai mengenai permasalahan kependidikan, kesehatan, kesejahteraan,
dan sebagainya.
Menurut Djam’an Satori (2007:4.6-4.8)
Dalam rangka memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik, bimbingan
berfungsi untuk hal-hal berikut:
a. Fungsi
pemahaman, yaitu bimbingan yang membantu siswa agar memiliki pemahaman diri (
potensi-potensi, baik kelebihan maupun kelemahannya) dan lingkungan
(fisik,sosial, budaya, dan agama).
b. Fungsi
preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya pembimbing untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan berupaya untuk
mencegah supaya masalah itu tidak dialami siswa.
c. Fungsi
pengemban, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya.
d. Fungsi
perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif (penyembuhan).
Fungsi
organisasi profesi keguruan:
a. Sarana
komunikasi, siaturahmi dengan guru, sekaligus sebagai pusat informasi tentang
pembelajaran dan pendidikan.
b. Wadah
pembinaan dan pengembangan sikap profesional guru dan perlindungan atas haknya.
c.
Mitra pemerintah dan
perguruan dalam peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan.
d.
Sebagai sarana untuk
melakukan perubahan-perubahan dan inovasi pendidikan di sekolah-sekolah ke arah
yang lebih baik.
D.
Peranan
Menurut Muhammad Ali (1987:4), peranan
organisasi asosiasi keprofesian Guru dalam proses belajar mengajar bila
ditelusuri secara mendalam, merupakan inti dari proses pendidikan formal di
sekolah. Di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen-komponen,
yaitu:
1. Guru
2. Isi
atau materi pelajaran
3. Siswa
Interaksi
antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode,
media, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi
belajar-mengajar yang memunginkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Tiga tugas utama seorang guru yaitu:
·
Merencanakan
Meliputi
:
1. Tujuan
apa yang hendak dicapai
2. Bahan
pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan
3. Bagaimana
proses belajar mengajar yang akan diciptakan guru agar siswa mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Situasi pengajaran itu sendiri banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor
Guru
2. Faktor
Siswa
3. Faktor
Kurikulum
4. Faktor
Lingkungan
Menurut Djam’an Satori (2007:4.23),
Peranan penting perlu di mainkan guru dalam kaitannya layanan bimbingan sosial
ialah mengembangkan atmosfir kelas. Atmosfir kelas yang konduksif bagi
perkembangan sosial ialah yang dapat dibutuhkan:
1.
Rasa turut memiliki
kelompok, ditandai dengan identifikasi, loyalitas, dan berorientasi pada
pemenuhan kewajiban kelompok.
2.
Partisipasi kelompok,
ditandai dengan kerja sama, bersikap membantu, dan mengikuti aturan main.
3.
Penerimaan tehadap
keragaman individual dan kelompok serta
menghargai keistimewaan orang lain.
·
Memberikan Balikan
Muhammad
Ali (1987:6), balikan mempunyai fungsi untuk membantu siswa memelihara minat
dan antusias dalam melaksanakan tugas belajar.
Menurut
Udin Syaefudin Sa’ud (2009:85), secara umum fungsi dan peranan organisasi
asosiasi keprofesian itu, sebagaimana telah disinggung terdahulu, selain
melindungi kepentingan para anggota dan
kemandirian dan kewibawaan kelembagaannya secara keseluruhan (dengan membina
dan menegakkan kode etik), juga berupaya meningkatkan dan mengembangkan karier,
kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan para anggotanya.
Menurut
Djam’an Satori (2007:4.21-4.24), Peran kepembimbingan Guru dalam proses pembelajaran
yaitu bimbingan di sekolah dapat digolongkan ke dalam bimbingan belajar,
pribadi, sosial, dan juga karier. Walaupun secara teoretis keempat jenis
bimbingan itu dapat di bedakan, dan tak dapat dipilah-pilah secara tegas.
Secara ringkas layanan bimbingan yang di
maksud akan dibahas dalam uraian berikut ini.
a. Bimbingan
belajar, diarahkan kepada upaya membantu peserta didik dalam mempelajari konsep
dan keterampilan yang terkait dengan program kulikuler sekolah.
b. Bimbingan
pribadi, terfokus kepada upaya membantu peserta didik mengembankan aspek-aspek
kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan
masalah, konsep diri, kehidupan emosi dan identitas diri.
c. Bimbingan
sosial, diarahkan kepada upaya membantu peserta didik mengembangkan
keterampikan sosial atau keterampilan berinteraksi didalam kelompok.
d. Bimbingan
karier, diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman peserta didik akan
ragam kegiatan dan pekerjaan didunia sekitarnya, pengembangan sikap positif
terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain, dan pengembangan kebiasaan hidup
yang positif.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2028489351595401"
crossorigin="anonymous"></script>
Label: Pendidikan
1 Komentar:
ini referensinya dari buku apa ya ?
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda