Jumat, 22 Maret 2013

FILSAFAT PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah :Filsafat Pendidikan
Dosen : Drs. NasihudinPono, M.Pd.


Disusun Oleh :

NurAliminSajadi      (1410150107)
UlinNa’mah               (1410150118)
YuthiYattaqi             (1410150124)

Fakultas/ Jurusan/ Semester :Tarbiyah / Matematika C / IV

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEIKH NURJATI CIREBON
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.                LATAR BELAKANG
Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang menjadi sumber utama dari berbagai ilmu di dunia pendidikan.Seperti yang telah kita ketahui, bahwa manusia adalahmakhluk yang yangberpengetahuan.Pengetahuan manusia ialah semua yang diketahui oleh manusia.Adapunpembagiaandarijenispengetahuan manusia adalah sains, filsafatdanmistik.Karenafisafatmerupakansalahsatu jenis pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, maka dapat dikatakan bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan manusia yang logis saja, tentang objek-objek yang abstrak.[1]
Walaupunobjekkajiannyaadalahsuatuhal yang abstrak, namun dapat pula objekfilsasatberupahal yang kongkret, tapi hal yang ingin diketahuinya adalahbagian yang abstraknya. Suatu teori filsafat dikatakan benar jika dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak akan pernah dibuktikan secara empiris selama-lamanya. Jika objek tersebut suatu waktu dapat dibuktikan secara empiris, maka ia akan berubah menjadi ilmu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah kumpulan teori pendidikan yang hanya dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak akan dapat dibuktikan secara empiris.[2]
Adapun diantara salah satu ciri manusia adalah berkebudayaan.Oleh karenanya kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang harus diangkat menjadi salah satu topik dalam pendidikan.Kebudayaan adalah suatu hal yang terus berlangsung dan belum berhenti pada titik tertentu.Ketika suatu kebudayaan dalam kehidupan manusia telah berhenti di satu titik dan tidak berkembang lagi, makahalttersebutdisebutperadaban.
Dari beberapa uraian di atas, maka ada hubungan yang erat antara dunia ilmu pendidikan, pendidikan filsafat dan kebudayaan yang dapat dijadikan suatu bahan diskusiuntukmemperluaskhazanahkeilmuan.

B.                 RUMUSAN MASALAH
1.                  Apa yang dimaksud dengan filsafat dan filsafat pendidikan?
2.                  Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
3.                  Apa hubungan antara pendidikan filsafat dan kebudayaan?

C.                 TUJUAN MASALAH
1.                  Untuk mengetahui pengertian filsafat dan filsafat pendidikan.
2.                  Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
3.                  Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan filsafat dan kebudayaan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.                PENGERTIAN FILSAFAT, PENDIDIKAN, FILSAFAT PENDIDIKAN
Secaraharfiah, kata filsafatberasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berartiilmu atau hikmah.Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Selain itu, terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata bahasa Arab falsafah yang berasal daribahasaYunani, phylosophia: philosberarticintakepaadakebijaksanaanataucinta kepada kebenaran.[3]
Dari berbagai pengertian tersebut maka pengertian filsafat secara semantik adalah cinta terhadap pengetahuan dan kebijaksanaan.Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya.Dari segiistilah, Perwantaramengemukakanfilsafatberarti alam pikiran atau alam berpikir.Namun, tak semuaberpikirberartiberfilsafat.Karenaberfilsafatadalahberfikirsecara mendalam dan sungguh-sungguh.Dan Herbert mendefinisikan filsafat sebagai suatu pekerjaan yang timbul dari pemikiran.SedangkanmenurutSidiGazalba, filsafatadalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai sesuatu yang ada.[4]
Dalam bahasa Indonesia, kata pendidikan terdiri dari kata didik yang mendapat awalan pen- dan akhiran –an. Dan dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.Menurut Ki HajarDewantarapendidikan adalah usaha yang dilakukandenganpenuhkeinsyafan yang ditunjukkanuntuk keselamatan dan kebahagiaan manusia.[5]
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah suatupemikiran yang medalamuntukmedapatkansuatucara, konsep, sistem dan berbagai hal yang menyangkut dalam proses pendidikan.

B.     PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Dalam oxford advacedearners’sdoctonary of current english, diuraikanbahwa kata kebudayaansemaknadenganculturyang memiliki pengertian beragam, sebagai berikut;[6]
a)                  Advenced development of the humas powers; development of body; mind and spirit by tarning and experiens
b)                  Evidence of ivelntellektual development(of arts, sciense, etc) in human society;
c)                  State of intelektual development among a people;
d)                  All the arts, belifes, social intutions , etc characteristic  of a community, race
e)                  Cultivating; the rearing of bess, silkworms.
f)                    (biol) growt of bacteria (for medical or scientific) studypatdipaham
Pengertian Culture Diatas Dapat Dipahami Bahwa  Kebudayaan Adalah Pembangunan Yang Didasarkan Pada kekuatan manusia, baik pembangunan jiwa, pikirandansemangatmmbelaluilatihandanpengalaman; buktinyatapengembanganintelektual , seperti seni dan pengetahuan; atau pengembangan intelektual di antara kebudayaan adalah semuaseni, kepercayaanintuisisoisial, sepertikaraktristik masyarakat, suku dan sebagainya.
Dalam pembicaraan sehari-hari amatlah mudah kitamengucapkan kata “kebudayaan”dalampidatotulisan orang royal sekali dengan kata ini, tetapi bila di tunjukan tanya kepada kita, “ apakahkebudayanitu”??, burulahkitamenyadarimenyusunpengertiansangatlahsusuah di banding kan dengan memakainya. Bukan orang awam saja yang tidak bisa menjawabnya, tetapi juga orang yang ahli dalambudayadanbudayawanbrtikaidalammenjawabnya,merekabanyakmengungkapkanbanyakdefinisisehinggamembawa kita kebidangsimpangsiurpengertian. Kepada kata yang stuini di berikanberbagaimacamdefinisidiisikanberbagaipengertiandidalamnya.Menghadapibanyaknyadefinisakebudayaan, penertiannyatidak menambah terang malahan sebaliknya.
Kebudayaan ialah sesuatu yang seringdilalukanolehmasyarakanterus menerus yang didasar kan pada kekuatan kebersamaan, baik dalammembangunkepribadianotaupunpengembanganjiwauntukemnjadimanusia yang sempurnadanbemanfaatuntuksesama, dan kebudayaan secara sederhana, sebagai mana dipahami secaraumumkebudayaanialah”semuahasilkarya,rasa, dan cipta  masyarakat” dandapatdlitambahidenaganpengertiansendiri apa yang dimaksud dengan budaya itu.
Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan hewan yang tak mempunyai jiwa, tidakmempunyai pula kebudayaan.kesimpulan yang langsungditarikdarisini, bahwajiwalah yang sesungguhnyamenyebabkan adanya kebudayaan.Yang membedakan manusiadenganhewansecraabstraknyaadalahjiwa, dansecrakonkritnyaadlahkebudayaanjadijiwalah yang bersumberdariciptaankebudayaanperistiwakebudayaanadalahsoalkejiwaan.
Kata budaya berasaldari kata sansekerta,budhayah, ialahbentukjama’ daribudhi yang berartibudiatauberakal. demikianlahbudayadapatdiartikan”hal-hal yang bersangkutandengan akal”. adapunkultur (bahainggris) yang artinya sama dengan  kebudayaan yang berasal dari kata latincolere yang berartimengolah , mengerjakanterutamamengelolatanah , atau bertani dari artiiniberkembangculturesebagaisegaladayadanaktifitasmanusiauntukmengeloladanmenubah alam[7].
Adapun ahli antropologi yang memberikandefinisitentnagkebudayaanantaralain;
a.                   E.B Tylor(Inggris)
Dalam buku yang berjudul primitif culture, mendefinisikan bahwa : kebudayaan adalah keseluruhan kompleks, yang didalamnyaterkandungilmupengtehuan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
b.                  Dr, Linton
Dalam bukunya : the cultural backround of personality: bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku manusia yang dilakukan, yang unsur-unsurpembentukanaydidukungoleholeh masyarakat tertentu
c.                   S.T. Alisahbana
Kebudayaanadalahmanisfentasidarisebuahbangsa.
d.                  D.R. M Hatta
Kebudayaan adalah cipta hidup dari sebuah bangsa.
e.                   Prof. M.M Djojodigoeno
Dalam bukunya : asas-asas sosiologi (1985) menyatakan bahwa kebudayaanataubudayaadalahdayadaribudi, yang berupa cipta, karsa, dan rasa.
Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal, yang ada pada pengalamannya, yang meliputi pengalamanlahirdanbaatin. Hasilcipttaberupailmupengetahuan.
Karsa :kerinduanmanusiauntukmenginsafitentanghalsangkanparan. Dari mana manusiasebelumlahir(sangkan) dankemanamanusiasesudahmati(paran)hasilnyaberupanorma-normakeagamaan, kepercayan, timbulnyabermacam-macam agama, karnakesimpulanmanusiaberbeda-beda pula.
Rasa : kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahannya. Manusiamerindukankeindahandanmennolak keburukan/ kejahatan.Buah perkembangan rasa inimenjelmamenjadinormayangkemudian menghasilkan bermacam-macam kesenian.[8]
Wujud Kebudayaan Dan Unsur-Unsurnya
a)                  Wujud Kebudayaan
Menurutprof.dr.koentjaraningrat, wujudkebudayaanitu ada tiga macam:
                    i.            wujud kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturandansebagainya
                  ii.            wujudkebudayaansebagiakompleksaktifitasserta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
                iii.            wujud kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah ideal kebudayaan sifat abstrak, tak dapat diraba dan di foto, layaknyadalampikiranmanusia.sekarangkebudayaan ideal inibanyaktersimpan di arsip-arsipkartukomputer, pita komputer dan sebagainya.
Wujud ke dua adalah yang disebutsistemsoaialatau social sistem, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri.yang berintegrasi satu sama lainyadariwaktukewaktu yang selalumenurut pola tertentu.
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik adalah seluruh fisik hasil karya manusia dalammasyarakatsifatnyasngatnkonkritberupabenda-benda yang bisadiraba, difoto, dandilihat.dan tiga wujud tersebut tidaksalinglepassatusamalainnyadalammasyarakat.
b)                  Unsur-Unsur Kebudayaan
                         I.                  Bahasa ( tulisanmaupunlisan)
                      II.                  Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
                   III.                  Sistem mata pencarian ( matapencarianhiudpdanekonomi)
                   IV.                  Organisasi sosial(organisasi kemasyarakatan)
                      V.                  Sistem pengetahuan
                   VI.                  Kesenian(seni rupa, seni sastra, seni tari dan sebagainya)
                VII.                  Religi.

C.     Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
Menurut DR. SahiqSama'andalam al-Syaibany (1979) pendidikan adalah pendidikan yakni kegiatan yang dilakukan oleh pendidik-pendidik dan filosofis untukmenerangkan, menyelaraskan, mengecamdanmerubah proses pendidikan dengan persoalan-persoalan kebudayaan dan unsur-unsur yang bertentangan didalamnya.
Dilihat dari sudutpandang individu, pendidikanmerupakanusahauntukmenimbang dan menghubungkanpotensi individu. Adapun dari sudutpandangkemasyarakatan, pendidikanmerupakanusahapewarisannilai-nilaibudaya dari generasi tua kepadagenerasimuda, agar nilai-nilaibudayatersebuttetapterpelihara, tulis Hasan Langgulung.
Makasudahjelasbahwapendidikan dan kebudayaansangat erat sekalihuibugankarenakeduanyaberkesinambungan, keduanyasalingmendukungsatusamalainnya.
Dalamkonteksinidapatdilihathubunganantarapendidikandengantradisibudayasertakepribadiansuatumasyarakatbetapapunsederhananyamasyarakattersebut. Hal inidapatdilihatbahwatradisisebagaimuatanbudayasenantiasaterlestarikandalamsetiapmasyarakat, dari generasikegenerasi. Hubunganinitentunyahanya akan mungkinterjadi bila para pendukungnilaitersebutdapatmenuliskannyakepadagenerasimudanyasebagaigenerasipenerus.
Transfer nilai-nilaibudayadimilikipalingefektifadalahmelalui proses pendidikan. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal.Oleh sebabitudalampenyelenggarannyadibentukkelembagaanpendidikan formal.
SepertidikemukakanHasanLanggulungbahwapendidikan mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu dan pewarisan nilai-nilai budaya. Maka sudah jelas sekali bahwa kedua hal tersebut pendidikan dan kebudayaan berkaitan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa itu masing-masing, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan antara satu sama lainnya.
DikatakandenganpendapatHasanLanggulungbahwapendidikan dalam hubungan dengan individu dan masyarakat, akan tetapi dapat dilihat bagaimana garis hubung antara pendidikan dan sumber daya manusia. Dari sudut pandangan individu pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan pendidikan adalah sebagai pewarisan nilai-nilai budaya.
Dalampandanganini, pendidikanmengembanduatugasutama, yaitupeningkatanpotensi individu dan pelestariannilai-nilaibudaya. Manusiasebagaimahlukberbudaya, padahakikatnyaadalahpenciptabudayaitusendiri. Budayaitukemudianmeningkatkansejalandenganpeningkatanpotensimanusiapenciptabudayaitu.[9]

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkanpenjelasan di atasdapatdisimpulkanbahwakebudayaandenganpendidikansangat erat sekalikeduanyasalingberkesinambungan dan tidakdapatdipisahkankarenasaling dan membutuhkanantarasatusamalainnya.
Dalam konteks, dapat dilihat hubungan antara pendidikan dan kebudayaan.Kebudayaanakanterlestarikandalamsetiapini tentunya hanya akan mungkin terjadi bilaparagenerasimudanyasebagaigenerasipenerus.
Transfer nilai-nilai budaya atau cara yang paling efektifdalammentrasnfernilai-nilaibudayaadalah dengan cara proses pendidikan, karena keduanya sangat erat hubungannya.









DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: RemajaRosdakarya.
Nata, Abuddin, 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: LOGOS WACANA ILMU.
Notowidogda, Rohman, 1996, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an dan Hadits, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supriyadi, Dedi, 2008, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Gazalba, Sidi, 1994, MesjidPusatIbadatdanKebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
http//hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html



[1] Dr. Ahmad Tafsir, 2000. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: RemajaRosdakarya. Hal.15
[2] Ibid., hal.15
[3] Drs. H. AbuddinNata, MA. 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Hal.1
[4] Ibid., hal.2 – 3
[5]Ibid., hal. 9
[6]DediSupriyadi, M.Ag., 2008, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia. Hal.16
[7]RohmanNotowidogda, IlmuBudaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an danHadits, 1996, hlm 22                 
[8] ibid hlm 24
[9]http//hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda